Fenomena properti syariah merebak beberapa tahun belakangan ini. Saya mencoba mengamati properti syariah non bank dari beberapa kawan yang mengajarkan atau pelaku bisnisnya. Kemudian saya mencoba mencoba membandingkan dengan properti syariah dengan bank syariah.
Sayangnya saya tidak menemukan pelatihan atau training properti syariah yang bersama bank syariah. Sampai akhirnya saya banyak diskusi dengan rekan syirkah saya mas Aqid. Beliau pengurus APSI, Asosiasi Properti Syariah Indonesia.
Singkat cerita saya mengikuti Pelatihan Pengembang Properti Syariah Tingkat Dasar (PPSD) yang kebetulan diselenggarakan di Bekasi pada tanggal 3-4 Agustus kemaren. Penyelenggaranya APSI, Asosiasi Properti Syariah Indonesia. Satu2nya dan asosiasi pertama yang menaungi properti syariah.
Dalam dua hari saya belajar lagi tentang dasar-dasar bisnis properti. Bermanfaat sekali karena mungkin sudah lebih dari 5 tahun saya tidak lagi menyentuh secara langsung bisnis properti (semua dikerjakan tim) dan kebetulan juga sudah 5 tahun saya tidak mengajarkan bisnis properti melalui seminar atau workshop. Semacam mengulang memori. Hehehe.
Nah yang seru adalah saya belajar tentang akad-akad syariah. Dan itu bisa diimplementasikan dengan bank syariah. Antum-antum mending join dengan APSI. Biar belajar sendiri.
Saya mau jelaskan kenapa pilihan saya jatuh kepada APSI dibandingkan dengan pelatihan sejenis.
Pertama, saya cenderung bersama APSI karena saya melihat dakwah APSI ini FUN dan tidak mengedapankan FEAR, gak negative campaign terhadap bank syariah tapi merangkul dan membenahi akad-akadnya. Kalau kata mentor-mentornya APSI, yang salah kan akadnya, bukan banknya. Maka akadnya yang dibenerin, bukan menghindari bank syariahnya. Dan pada prakteknya ternyata bisa.
FYI, APSI sudah ada MOU dengan salah satu bank syariah yang berarti bank syariah tersebut sudah mengakomodir akad-akad syariah versi APSI dalam perjanjian kredit dengan nasabah yang membeli properti dari pengembang-pengembang APSI. Good job!
Kedua, saya melihat APSI ini hadir sebagai asosiasi. Bukan individu atau mentor yang mengajarkan syariah. Ini asosiasi lho. Di APSI, ada Dewan Pengawas Syariah, ada Dewan Pengawas Properti. Yang jelas mereka berpendidikan tinggi. Siapa saja mereka, boleh dicek di webnya APSI. Jadi ada yang mengawasi kesyariahaan bisnis properti yang dijalankan oleh rekan-rekan di APSI. Bukan ngaku2 syariah pake label sendiri. Btw, label syariah juga gak gitu penting di APSI, yang penting perilakunya yang syariah.
Ketiga, dengan adanya asosiasi, gerakannya jadi berbaris dan bersusun-susun. Bukan sekedar kerumunan. Daya dorongnya jadi jelas dan masiv, dibanding sekedar training-training properti.
Mengutip status pak Presiden YBP Zidni Ilman, “Quran mengingatkan dalam surat As-Shaf bahwa Allah lebih menyukai BUNYANUN MARSUS. Orang-orang yang berjuang dalam barisan yang bersusun-susun. Bukan yang sekadar berkerumun.”.
Keempat, saya melihat APSI masih bersedia mengakomodir adanya bank syariah meski akad-akadnya perlu diperbaiki. Ini sejalan dengan pemikiran saya bahwa kita harus memperkuat bank syariah yang saat ini pangsa pasarnya masih bergerak di 5%. Bahkan menurun dibanding tahun sebelumnya. Saya pikir perjuangan umat memperjuangkan adanya bank syariah itu tidak gampang. Maka mari kita besarkan. Mungkin masih ada perbaikan, tapi setidaknya kita tidak anti bank syariah. Dan bukankah kita diajarin untuk pelan-pelan melakukan perubahan?!
Kelima, mulai bermunculan perumahan-perumahan atau kapling-kapling properti syariah yang mangkrak dan viral di medsos dan media tv. Ada yang puluhan milyar, ada yang ribuan konsumen. Ngeribanget! Nah APSI saya melihat bisa menjadi solusi, setidaknya merangkut dan turut mencoba membenahi.
Ini membuat saya prihatin. Prihatin karena mengaku 100% syariah tapi tidak bisa memenuhi hak konsumennya. Sedih banget bro! Muslim yang saya tau, gak begini ini.
Btw sebelum mengaku 100% syariah, coba deh ngaku 100% ganteng dan tanyain ke istrinya sendiri. Paling juga diketawain ama istri.
Terima kasih telah membaca artikel saya. Silahkan share bila bermanfaat. Sebarkan kepada orang-orang yang Anda sayangi. Anda juga dapat bergabung Channel Telegram Rapid Marketing Strategy di http://t.me/SinauMarketing dan Channel Telegram Strategi Membeli Rumah Pertama dan Investasi Properti di http://t.me/SinauProperti . Pastikan Anda terkoneksi dengan aplikasi Telegram.
Semoga properti syariah (bisnis syariah) makin maju ke depannya. Perlu edukasi sejak dini, bahkan kepada adik-adik yang masih sekolah. Bank syariah2, ustad2, pakar2 ekonomi syariah terjun mengedukasi adik-adik kita. Saya siap membantu!
Leave a Reply