Bisnis dan pernikahan itu beda jauh sebenarnya. Bisnis untuk mencari penghasilan, sedangkan pernikahan untuk rekreasi dan prokreasi (memperoleh keturunan). Keduanya untuk mencari keberkahan dari Tuhan Sang Penguasa Semesta. Namun mari kita belajar bisnis dari konsep pernikahan.
Pertama, dalam pernikahan, tidak ada syarat berpengalaman. Repot juga kalau sang mertua mensyaratkan calon menantunya sudah memiliki pengalaman menikah (walau kadang ada saja yang demikian). Sama halnya bisnis, juga tidak dibutuhkan syarat pengalaman. Yang penting mau eksyen, eksyen dan eksyen agar pengalaman eksyen menambah ilmu bisnis kita.
Kedua, Ta’aruf atau penjajagan dengan calon pengantin adalah metode Islami dalam memilih pasangan hidup. Sama halnya dengan bisnis, perlu penjajagan dengan calon mitra bisnis bukan? Harus satu visi dan misi serta mau berbagi peran ketika menjalankan bisnisnya kelak.
Ketiga, Menikah itu bukan sekedar making love. Begitupula bisnis itu bukan sekedar makin money. Ada nilai ibadah di dalamnya. Ada nilai mencari keberkahan dalam keduanya.
Keempat, Menikah tujuan prokreasi, memperoleh keturunan atau anak. Agar ada penerus keluarga kelak. Dalam bisnis tidak boleh lupa dengan investasi baik investasi aset atau investasi ilmu. Tujuannya adalah kelanggengan dan kelancaran bisnis.
Kelima, Ada beberapa persamaan lainnya seperti Kepala Keluarga ibarat Pemimpin Perusahaan, Menikah dicatat di KUA, bisnis dicatat pula di notaris, penghasilan keluarga digunakan untuk membiayai kehidupan rumah tangga hal ini sama dengan omzet bisnis yang digunakan untuk membiaya biaya operasional, marketing, keuangan dan lain-lain.
Terima kasih telah membaca artikel saya. Silahkan share bila bermanfaat. Sebarkan kepada orang-orang yang Anda sayangi. Anda juga dapat bergabung Channel Telegram Rapid Marketing Strategy di http://t.me/SinauMarketing dan Channel Telegram Strategi Membeli Rumah Pertama dan Investasi Properti di http://t.me/SinauProperti . Pastikan Anda terkoneksi dengan aplikasi Telegram.
Keenam dan seterusnya silahkan isi sendiri ya 😀
Wuiih, dalem mas..
Saya juga merasakan pas mau deket-deket nikah dan menjalani berkeluarga sekarang. Mau nggak mau semua diibaratkan dengan sebuah perusahaan, harus dipantau perkembangannya.
Oya satu lagi, saat menuju nikah.. ada satu lagi tehnik bisnis yang saya lakukan. Yaitu tehnik lobbying orang tua dan mertua, wkwk 😀
terima kasih telah menyajikan sesuatu yang terbaik, dan ini memberikan ide buat kita semua sebuah pelajaran agar kita selalu belajar dari seseorang meskipun orang itu tidak kita kenal, dan sukses selalu buat anda yang telah menginspirasi kita semua!