Dalam membuat rencana bisnis, Anda perlu membuat budgeting. Apa itu budgeting? Budgeting adalah proyeksi bisnis. Berapa rencana omzetnya, rencana biaya pokok, rencana biaya operasional dan target labanya.
Tentu saja budgeting ini bukan kitab suci untuk menjalankan sebuah bisnis. Bisnis yang UNCERTAINTY alias tidak pasti, tentunya dalam realisasinya akan ditemukan ketidakpastian. Gampangnya rencananya meleset. Tidak ada budgeting yang 100% berjalan SAMA PERSIS. Kecuali skala bisnisnya sederhana.
Karena budgeting dan realisasi ini bisa berbeda, apa yang menjadi patokannya untuk mengetahui bahwa proyek atau bisnsi berjalan dengan baik atau meleset jauh? Ada yang namanya FLEXIBLE BUDGET alias budgeting yang fleksible.
Apa itu FLEXIBLE BUDGET? Merupakan gabungan dari budgeting awal dengan realisasi yang sedang berjalan, dan FLEXIBLE BUDGET bisa untuk melihat proyeksi bisnis di tengah-tengah perjalanan bisnis.
Mari kita lihat Contoh 1 sebagai berikut (lihat gambar)
Contoh 1 : Dimana realisasi sampai pada bulan Mei 20X3 omzet mencapai 150jt dengan biaya pokok terpakai 150jt pula. Namun biaya adum 65jt dan ini melebihi budgeting awal. Bila bisnis diteruskan dengan kondisi yang sama, maka target laba turun menjadi 35jt dari awalnya 50jt.
Mari kita lanjutkan pada contoh 2 (lihat gambar)
Contoh 2 : Dimana realisasi sampai pada bulan Mei 20X3 omzet mencapat 150jt dan biaya pokok hanya 100jt. Sedangkan biaya adum mencapai 35jt. Bila bisnis diteruskan dengan kondisi yang sama, maka target laba tetap 50jt. Karena semua biaya masih di bawah budgeting awal.
Mari kita lanjutkan pada contoh 3 (lihat gambar)
Contoh 3 : Dimana realisasi sampai pada bulan Mei 20X3 omzet melebihi target yakni 450jt. Biaya pokok melebihi target menjadi 250jt. Biaya adum pun melebihi target menjadi 60jt. Maka bila bisnis diteruskan dengan kondisi yang sama, maka target laba meningkat menjadi 140jt.
Saya menuliskan “dengan kondisi yang sama” karena diasumsikan pemilik bisnis atau manajemen tidak melakukan langkah-langkah atau tindakan lainnya. Karena fungsi flexible budget adalah untuk menentukan langkah lanjutan bukan sehingga muncul budgeting baru yang lebih sesuai dengan kondisi di lapangan atau target-target tambahan.
Misalkan pada contoh 1. Target laba menurun, tentu saja untuk meningkatkan laba, pemilik bisnis harus meningkatkan harga jualnya atau menekan biaya berikutnya. Sehingga muncullah budget baru.
Terima kasih telah membaca artikel saya. Silahkan share bila bermanfaat. Sebarkan kepada orang-orang yang Anda sayangi. Anda juga dapat bergabung Channel Telegram Rapid Marketing Strategy di http://t.me/SinauMarketing dan Channel Telegram Strategi Membeli Rumah Pertama dan Investasi Properti di http://t.me/SinauProperti . Pastikan Anda terkoneksi dengan aplikasi Telegram.
Demikian, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat buat Anda.
Leave a Reply